Sebagian besar masyarakat pasti pernah menikmati mi instan. Rasa mi instan memang enak dan banyak yang suka. Dan tak heran ada juga yang menambah varian seperti sayuran atau telur dan Daging ke dalam mi instan. Akhirnya di jaman yang canggih ini, produsen mi pun membuatnya dalam bentuk instan juga.
Tapi apakah daging dan telur instan tersebut aman untuk dimakan? Tentu saja ada yang bertanya seperti itu dikarenakan daging dan telur sangat mudah basi.
Profesor Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor Purwiyatno Hariyadi mengatakan, daging masuk ke kategori yang sangat bergizi, sehingga baik mikroorganisme maupun manusia menyukainya. Daging juga memiliki pH sekitar 4,6 dan kandungan air sangat tinggi.
"Itulah 2 penyebab daging mudah basi karena gampang ditumbuhi mikro organisme," kata Purwiyatno di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu produsen mi menggunakan pengemasan retort. Retort sendiri adalah pengolahan secara canggih yang dipakai untuk mengemas secara kedap dan penjagaan kualitas dengan suhu tinggi.
Fungsi utama retort untuk membasmi mikroorganisme pembusuk dan juga penyakit. Tak heran jika produk instan ini dapat disimpan pada suhu kamar normal tanpa pendingin meski tanpa pengawet.
Untuk mempertahankan rasa dan gizi yang hebat, pengukuran suhu dan jam pemanasan harus tepat. Dengan begitu Teknologi Retort ini dapat menjadi produk makanan yang aman dan tahan lama.
"Makanan hasil retort akan tetap aman dimakan meski dalam jangka waktu yang lama namun jangan sampai terjadi kerusakan pada kemasan yang ada,” jelasnya.
Dan mi instan, pengawetannya tentu saja berbeda. Mi instan diawetkan dengan cara pengeringan lalu kedanya ditempatkan pada 1 kemasan.
Home »
daging
,
gizi
,
informasi
,
institut pertanian bogor
,
kuliner
,
makanan
,
mi indonesia
,
mi instan
,
penjelasan ahli
,
purwiyatno hariyadi
» Ini Penjelasan Ahli Mengenai Mi Instan dan Daging yang Diawetkan
Ini Penjelasan Ahli Mengenai Mi Instan dan Daging yang Diawetkan
Written By vina liu on Wednesday, April 5, 2017 | April 05, 2017
Informasi Terkait
Untuk berlangganan informasi click here Atau anda dapat subscribe.
0 comments:
Post a Comment